bukan tentang aku
Belakangan ini aku banyak bersyukur. Sebuah kenikmatan kecil yang berulang kali memberi letup-letup kegembiraan kecil di tengah stagnasi hidup. Sederhana, tapi alhamdulillah sekarang makan sudah terasa enak. Makanannya terasa menggairahkan, meski kegiatan makan belum memberi excitement sebesar itu. Aku juga belum bisa merasa kenyang seperti dulu; kalau makan terlalu banyak, tiba-tiba sudah mual saja. Padahal piringku belum kosong, terpaksa berhenti biarpun sulit karena aku terbiasa menghabiskan makananku. Setelah beberapa kali kejadian mual yang bikin nggak nyaman itu, aku mengurangi betul porsiku, padahal perutku terasa lapar. Mungkin beginilah cara Tuhan untuk mengajarkan aku rasa ‘cukup’. Biarpun mulut masih ingin mengunyah, perutku sudah betul-betul tidak bisa mentolerir. Tapi aku juga bersyukur; bisa kembali merasakan lapar. Makan tanpa harus merasa tidak nyaman setelahnya, bolak-balik buang air. Bersahabat sekali dengan kamar mandi. Pilihan menu makan juga sangat terbatas. T...