Prasasti 15 April 2021 (I)

(I)
Hari ini Kamis, 15 April 2021

Hari saat lemari pendingin berukuran 10 qodam yang sudah datang dari kemarin merengek ingin diangkut masuk ke kamar. Dia sudah menggigil menunggu malam bertemu malam di pos ziarah asrama Buuts. 

Kami, penghuni Lima seratus dua kebingungan dengan apa kami harus menggendong benda dua pintu itu. Di tengah bingung itu, dia lantas bilang, 'Pakai jarik, lah!'

Ckck. 
Padahal dia bukan bayi merah, meski kehati-hatianku memang seperti hendak membopong bayi merah, sih. 

Aku berpikir, sepertinya butuh enam orang untuk membawanya. Tapi Syifa bilang, 'Sepertinya delapan saja, untuk jaga-jaga.' Nurul mengiyakan saja, manggut-manggut. Aku pun, maka kami mencari bala bantuan di Gedung 01. 

Kami mengetuk pintu demi pintu, dari mereka ada yang menyambut hangat, memberi tatapan aneh, ada pula yang masih asyik mengaji, hanya menoleh. Ada juga yang bertanya, 'Mengapa tak tunggu esok agar teman-teman dari seberang yang bantu bopong?'

Pertimbangan aku dan dua kawan kamarku angkat suara:
'Wahai. 
Siapa yang hendak berpanas-panas sambil mengangkat beban sedang ia berpuasa? Kami pun tak tega.' 

Lemari pendingin itu akhirnya kegirangan setelah kakinya tak lagi memijak tanah. Badannya terangkat, dengan tenaga delapan orang gadis-gadis manis yang sedang (dan semoga selalu) baik hatinya. 

Begitulah kami bersahut-sahutan saling mengomando: 'Kiri kiri sedikit!', 'Hei, di sisi sebelah sana muat tidak?', 'Sepertinya kita bisa berputar posisi agar tidak encok!'

Dan begitulah akhirnya Shabrina, Putri Okta, Eileen, Dheehan dan Wardah ikut melucuti plastik pembungkus sambil ngos-ngosan melihat lemari pendingin itu selamat setelah melalui taman, jalan dan tangga yang becek. 


Komentar

Postingan Populer