Pernah?

Pernah? 
Bertanya-tanya kapan rindu tak mengundang sendu,
Berandai-andai kapan rindu menyapa temu,
Berangan-angan kapan rindu memahami waktu,

Pernah? 

Biar kujawab.

Aku pernah.
Dan sepertinya akan kubiarkan terus begini. 

Kemudian kau akan bertanya, 
Kenapa?

Lalu kujawab.

Pernah? 
Waktumu tiba untuk bersua dengan yang terkasih,

Tapi separuh jiwamu menolak kepergian rindu,
Tak jua enggan melepas jerat rindu,
Tak jua bosan dengan kekangan rindu

Ada alasan mengapa rindu begitu indah,
Ada alasan mengapa rindu begitu manis.
Ada alasan mengapa rindu begitu sering membuatmu mengulas senyum,
Meski tak jarang pula ia buat air matamu jatuh.

Karena rindu, 
Mengajarkanmu betapa apapun yang kau perjuangkan dalam jarak tak akan sia-sia, 
Tiap tetes peluh yang kemarin kerap kau keluhkan, hilang seketika bersama ingatan akan ia yang Terkasih

Karena rindu, 
Mengajarkanmu betapa berharga sebuah tanya spontan seputar kabar, 
Keputusasaan terbirit lari saat kau pastikan dirimu baik-baik saja menjawab tanya yang Terkasih

Karena rindu, 
Mengajarkanmu bahwa tiap bahagia yang tercipta pada momen-momen masa lalu akan menjadi kenangan yang kau dekap erat-erat, 
Jadi penghangat saat malam beranjak, mengantar dingin merasuk relung 

Maka hingga waktu bersua itupun tiba
Tak kunjung jua ku lepas ia
Agar segala rasa pada yang Terkasih,
Mekar abadi dalam sinaran sakralnya rindu


🌬
@nayasalsaa
somewordsandaheart.blogspot.com
Cairo, May 6 2020
9.50 PM

Picture credits: Pinterest

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer