Kenapa Psikologi.

Belajar psikologi, berarti merupakan sebuah upaya untuk berkontribusi dalam membentuk generasi masa depan yang lebih baik.
Dalam buku Pengantar Ilmu Psikologi yang saya baca, dijelaskan disana tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada perkembangan pribadi dan jiwa seseorang. Faktor negatif dan positif, apa yang harus dilakukan dan diusahakan, dan apa yang harus dihindari dan tidak dilakukan. Seperti sebagaimana yang sudah diketahui bersama, bahwa pribadi individu adalah salah satu aspek krusial yang menentukan bagaimana seseorang hidup, terpengaruh dan memberi pengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya.

Orang tua saya memang bukan orang-orang yang punya nama, mereka bukan orang-orang yang berada di jajaran figur-figur besar. Tak pelak pun mereka membuat kesalahan-kesalahan yang berdampak pada pribadi saya, yang akhirnya saya ungkap sendiri dimana letak kesalahan itu. Tapi Ilmu Psikologi pada detik ini bukan membuat saya kesal akan orang tua saya karena adanya kesalahan yang kini dampaknya saya rasakan, melainkan saya sangat bangga, terlahir dari rahim Bunda saya dan terdidik dengan didikan Ayah saya. Karena mereka sudah memberikan gen-gen yang menumbuhkan ketertarikan pada Ilmu Psikologi ini, yang mana akhirnya saya belajar, dan berujung pada tumbuhnya niat untuk menerapkan apa yang saya pelajari kelak, pada keturunan saya nanti. Terlepas dari itu semua, kalau dipikir-pikir juga, apalah artinya sebuah kesalahan dibanding apa yang sudah mereka usahakan untuk saya selama ini.

Pada umur saya yang ke-20 tahun ini, saya pun belum menjadi seseorang yang memiliki peran besar yang berpengaruh terhadap sekitar saya. Seringkali saya terlalu fokus terhadap diri sendiri, tentang bagaimana saya harus terus memperbaiki diri dan kadang malah acuh dengan lingkungan. Tapi bukan berarti saya abai, lalu pupus harapan dan terus-menerus pesimis untuk menjadi orang yang lebih hebat daripada sekarang. Biar saja orang tua saya tidak 'hebat', atau 'terkenal', dan biar saja saya juga (mau tidak mau) terkadang merutuk diri karena berandai keadaan bisa berbalik. Tapi saya, akan menjadi orang yang lebih baik, lebih hebat, yang membuat orang tua saya merasa hebat karena telah mendidik anaknya
Kelak, mendampingi orang hebat, dan melahirkan generasi yang juga hebat.

Optimisme bukan sesuatu yang terlarang, bukan?

Semua atas izin Allah, semoga Allah mengizinkan.

Jangan!
Jangan sepelekan mimpi seorang gadis yang menempuh pendidikan tinggi lalu bercita-cita menjadi ibu yang baik dan cerdas untuk anak-anaknya!

Sekarang bayangkan, seorang ibu memiliki tiga anak. Satu anaknya menjadi Sherly Annavita, satu anaknya menjadi Anies Baswedan, satu anaknya lagi menjadi Ustadz Abdul Shomad.

Bayangkan.
Bayangkan kalau ada sepuluh gadis yang memiliki cita-cita sama, lalu membekali diri dengan persiapan-persiapan, mematangkan akal budi untuk meraih apa yang menjadi keinginannya.

Lalu bayangkan akan ada sepuluh Sherly Annavita, sepuluh Anies Baswedan, dan sepuluh Ustadz Abdul Shomad.

Sherly Annavita, influencer yang membawa misi membangunkan kesadaran generasi muda agar lebih melek keadaan,

Anies Baswedan, siapa yang tak tau, Gubernur Jakarta yang kerap kali namanya disebut-sebut karena gebrakan dan langkahnya untuk Jakarta Raya,

Ustadz Abdul Shomad, figur ulama masa kini yang menggencarkan dakwah pada setiap kesempatannya.

Lalu kemudian sepuluh wanita yang lain merasa sedih, karena anaknya hanya satu.

Jangan dulu sedih, kalau anaknya ternyata hanya satu. Ternyata anaknya yang satu ini Dzakir Naik.

Lalu bayangkan, akan ada sepuluh Dzakir Naik di dunia kita ini...

Bayangkan.
Bayangkan seberapa banyak orang yang akan dipengaruhi, bayangkan seberapa besar pengaruh yang akan dibawa, pada umat, pada masyarakat, bahkan pada dunia.

Tertulis dalam muqorror Pengantar Psikologi bahwasannya menurut penelitian, masyarakat merupakan kumpulan dari individu-individu. Dan apabila tiap individu terdidik dengan benar, kuat pribadinya, maka akan kuat pula masyarakat tersebut, dan akan bertambah pula kualitasnya.

Ilmu psikologi telah mengajarkan saya untuk menjadi pribadi yang baik. Karena dari apa yang saya baca, tertulis bahwa Rasulullah SAW menyeru untuk selektif dalam memilih pasangan hidup.

"تخيرو لنطفكم فإن العرق دساس" (رواية ابن ماجه)

Kalau tidak baik, mana bisa jadi pilihan, ya kan? Hehe.

Ilmu Psikologi juga memperkenalkan saya  tentang pola pendidikan yang benar untuk anak, agar tidak terjadi kecacatan pada mentalnya. Karena terlepas dari fisik yang baik, mental memiliki peran yang begitu besar dalam kehidupan seorang manusia. Pada bagian ini saya seperti ditegur, agar jangan sampai membentak atau memperlakukan anak-anak dengan kasar, siapapun mereka. Karena saat mereka dewasa nanti dan memiliki perilaku yang buruk, kita tidak tau seberapa besar dari perbuatan kita yang memengaruhi.

Ilmu Psikologi juga telah membuka mata saya untuk melihat sisi kehidupan yang lain, tentang alasan-alasan yang terbentuk di masa lalu, yang mempengaruhi cara seseorang menyikapi suatu hal. Saya jadi bisa lebih menyesuaikan diri saat berhadapan dengan teman yang sedang tempramen, moody, dan mendadak menyebalkan. Bahwa seharusnya, saat memperhatikan seseorang dan hendak menjatuhkan penilaian terhadap pribadi seseorang, hendaknya kita melihat pola yang biasanya terjadi pada dirinya. Bukan melihat pada sebuah kejadian mencolok dimana sikapnya yang tetiba berubah. Karena saat sikapnya berubah hanya pada satu masa, itu berarti seseorang sedang dalam pengaruh faktor lain yang tidak biasa ada pada polanya.

Banyak lagi yang membuat saya ternganga dan makin cinta dengan Psikologi. Banyak juga tips-tips yang baru saya temukan, yang sebagiannya sepertinya masih belum terlambat untuk saya terapkan pada diri saya sendiri.

Sudahlah manfaatnya jelas, bagian-bagiannya juga seru dikaji. Dan merupakan titah langsung dari Allah SWT untuk mempelajarinya.

قال الله تعالى

"وَ فِي الأَرضِ آيَةٌ لِلْمُوْقِنِيْنَ (*) وَ فِي أَنْفُسِكُم أَفَلَا تُبْصِرُوْنَ (*) (الذاريت ٢٠-٢١)"

Hmm

Ternyata, belajar psikologi benar-benar merupakan sebuah awal yang begitu 'memperbaiki' dan memotivasi.

Ternyata, belajar psikologi memang berarti merupakan sebuah upaya untuk berkontribusi dalam membentuk generasi masa depan yang lebih baik.

Semoga semua niat baik diberi jalan oleh Allah SWT.

Aamiin.

Besok, ujian Pengantar Psikologi.
و ما توفيقي إلا بالله... لا حول ولا قوة إلا بالله...

Kairo
Selasa, 14 Januari 2019
11.02 pm

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer