Dari Seorang Ayah; "Anakku, kamu sudah wisuda!"


"_______________ kulliyyah ____________ syu'bah ________ bittaqdiir____________"

Air mataku menetes bulir demi bulir, spontan tak terbendung begitu kudengar namamu dipanggil. Lalu kau melangkah menaiki panggung itu, angguk kepalamu tanda hormat kepada masyayikh, sungguh bangga aku jadi ayahmu. Jangankan berfoto bersama, untuk berada dekat merekapun aku tak pernah. Terimakasih anakku, kau aminkan seluruh cita-cita dan harapan, bahkan lebih dari itu.

Entah apa yang kau rasakan dengan pencapaianmu kini. Kuduga bisa saja ada sebersit ketidakpuasan atau kecewa pada dirimu, tapi jangan kau tanya lagi tentang bahagiaku, nak! Jangan ragukan pasal haruku akan keberhasilanmu hari ini! Sesakit-sakitnya hatimu tersebab mimpi yang belum capai, kuharap senyum dan pelukku nanti bisa menyembuhkan.

Kau, nak, gadis sulungku yang tak pernah kusangka akan sebegitu bangganya aku akanmu, kau berikan aku bahagia akan asa yang tak pernah kubayangkan akan pernah hadir bahkan lewat di hidupku! 

Kau, nak, putriku yang tak pernah aku miliki kecuali saat kecilmu. Memasuki remajamu, asyik kau dengan kawanmu. Sampai kau pada waktu sekolah menengah, merantau kau pergi ke ujung provinsi. Lepas masa itu, terbang kau makin jauh melintas benua. Hingga hari ini, dimana aku menyaksikan kelulusanmu, lulus pula aku dari latihan mengikhlaskan jarak yang mengantara, meski bahkan peringkat maqbul belum pantas untuk kusandang. Tak sanggup kunyatakan perih hati ini saat mendengarmu ingin teruskan studi ke barat sana. Pupus anganku tentang menimangmu lagi dikursi goyang seperti kecil dulu, menghabiskan jatah gajiku yang kusisihkan untukmu berbelanja ke mall bersama-sama. Tak tau lagi bagaimana kuekspresikan kehendak hati ini kepadamu. Aku hanya sadar, waktu kita tak lama lagi! Aku takut dia yang meminangmu segera datang dan meminjammu paksa dariku. Ya, secara paksa. Karena aku sudah membayangkan bagaimana susah payah aku mengatur gejolak emosiku nanti. Tapi, biarlah nak. Lakukan apa yang menyenangkan hatimu. Doaku akan selalu mengiringi sebelum sempat kau pinta.

Hari ini, aku saksikan momen ini. Salah satu momen puncak dalam seluruh masaku hidup. Anakku, gadis sulungku, putriku yang selalu kecil dimataku, yang selalu ingin kubuai dalam pelukku meski sadarku tubuh ini tak lagi sekuat dulu. Kau, telah diwisuda.

Nak, kau telah diwisuda! Akhir ini adalah awal untuk perjalanan yang lebih terjal dan menantang dalam hidupmu!

Berkiprahlah, nak! Bermanfaatlah bagi ummat! Jadilah wanita baik! Hingga kapan nafasku berhenti nanti, iring restuku akan selalu bersamamu..

تمت الكتابة في قاعة الأزهر للمؤتمرات بالقاهرة، تكريم الخارجين و المتفوقين، 3 سبتمبر 2019،   12.04

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer