Sudahi saja.

Aku masih belum bisa menerka bagaimana sebenarnya jalan pikiranmu. Sekian lama telah bersama, hingga hari ini meski duduk berhadapan pun kita tak saling pandang, atau bahkan bicara.

Aku masih belum bisa menebak apa sebenarnya inginmu. Pertanyaan besar di otakku adalah kenapa begitu sulit untukku membuatmu mengulas senyum? Aku jadi hampir pesimis tanyaku tak akan menemukan jawab. Entah harus menyerah dan pergi tak peduli, atau tinggal dan kembali dengan rutinitas memaklumi segala keganjilan.

Bermacam kemungkinan bergelayut di pikiranku.

Kau ini memang batu, apa kau hanya sengaja tak menghiraukanku?
Kau ini memang tak acuh, atau hanya bermain menipuku?
Kau ini apa tak mengerti cara berbahagia, jadi kau tak mampu membahagiakan dan melihat orang lain bahagia?

Aku sungguh tak memintamu membalas apa yang dengan senang hati aku buat hanya untukmu. Tapi setidaknya jangan pelit kau beri senyummu itu! Setidaknya aku jadi merasa dihargai.

Aku letih benar hidup dengan sunyi dan jarak. Berusaha aku meleburnya, tapi tak kunjung berhasil karena kau lantas membangun pertahanan lebih tinggi lagi hingga tak dapat kuraih.

Apa inginmu?

Beri tahu aku sehingga aku tak usah berlelah - lelah berusaha dan tak sesuai dengan harapmu! Hidupku bukan hanya tentangmu! Dan ketahuilah bisa saja aku meninggalkanmu dan tak urus dengan apapun yang berkaitan denganmu.

Ingin berdiri sendiri? Oh. Baiklah. Aku selalu mengharapkan kekata itu terlontar dari mulutmu tapi tak kunjung jua kudengar.

Jadi begini saja.
Mari sibuk dengan dunia masing - masing, dan biarkan hidup berlangsung seperti ini.

Bukannya aku apatis,

Tapi,

kukira,

Kita tak akan pernah sejalan.

Komentar

Postingan Populer