Semoga Sampai Jumpa; Kompilasi Puisi dari Kota Berpesisir

                              (Swastamita di Pantai Miami)

Di Peron 8 | Peron 8 Stasiun Ramsis, 8.10 pagi

Jika kuibaratkan, ia seperti Alexandria
Yang hanya mendengar namanya saja
Aku sudah jatuh cinta
-

(Memandang jalan di daerah Ezbet Ali Abd El Galil)

Budak Kehendak | Kereta 1009, 9.15 pagi

Kau bilang nanti
Seakan yakin waktu pasti berjanji
Tapi Tukh sudah terlewati
Dan aku tak lagi peduli arti nanti
Karena Alexandria sudah menanti
-

(Beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan di kereta)

Pada Suatu Detik Menuju Alexandria | Kereta 1009, 9.34 pagi

Kereta ini melaju mundur
Begitu ia terlihat dari sudut pandangku
Sementara temanku yang satu dengan gawainya ia bersibuk
Dan yang lagi satu melamunkan hal yang aku tak tahu

Aku hanya terkejut dengan gerbong yang tetiba muncul dari kiriku
Lalu kembali larut dengan bayang-bayang laut
-

(Melewati Stasiun kota Thanta dengan langitnya yang teduh)

Di Balik Sejuk | Kereta 1009, 10.22 pagi

Matahari dengan matanya memata-matai kami. Ia bersembunyi di balik awan. Awan ingin menyibak Matahari, tetapi Matahari tak mau karena ia berpihak padaku. Ia berkata: 'Kau suka cuaca sejuk, kan?'. Mataku menyiratkan senyum (karena bibirku tertutup masker). Ia lantas berujar kembali: 'Semoga perjalanmu menyenangkan', dan bersembunyi lebih dalam lagi di balik awan.

Ketika kulongok pemandangan, terlihat di sana langit biru dan kabut tipis. Orang-orang menutup jendela di gerbong ini. Dersik mengetuk-ngetuk dan aku tahu Matahari ternyata tak selalu jahat menyengat. Seperti hari ini, saat karenanyalah udara menyejuk.
-

(Sebelum naik kendaraan ke arah Mandarah)

'Aresto Momentum!' | Tramco Qaitbay-Stanley, 3.14 sore

Di tengah riuh yang tak ramai kesal menggelayut di dalam hati. Jalanan yang padat dengan mobil-mobil yang merayap menyimak pertengkaran itu.

Sial.
Perjalanan sore itu ke arah Mandarah penuh dengan rutukan kekesalan.
Bukan, bukan Alexandria yang tidak cantik
Bukan Alexandria yang tidak lagi menawan
Hanya aku, yang membenci realitas, kalau hari ini harus berakhir begitu cepat
-

(Pemandangan dari Jembatan Stanley)

Sedang Kuracik Obat Bising | Tramco Qaitbay-Stanley, 3.20 sore

Berhentilah berkicau
Telingaku sedang merekam
Mataku sedang memotret
Aku butuh tenang untuk menetap
Setidaknya dalam memoriku
Untuk bekalku jika dunia kacau nanti
Akan kuproyeksi ulang-ulang agar hadir lagi rasa tenang
Yang dicipta Alexandria
Dan kuimitasi dalam memori
-

(Sebuah perahu terlihat dari Benteng Qaitbay)

Semoga Sampai Jumpa | Kereta 928, 6.53 sore

Alexandria akan membuatmu jatuh cinta padanya
Sekaligus membuatmu membenci dirimu sendiri
Karena tak mampu mengulur masa
Untuk menetap lebih lama
-

Catatan: 

Semua tulisan dan gambar diciptakan pada Sabtu, 6 Februari 2021

Komentar

Postingan Populer