Mungkin Kau Bisa Ikut Bantu Jawab.

Selamat pagi.
Andai bisa kuucap setiap hari, agar selamatku temani awal harimu, menjadi penyemangat untuk membersamai langkah-langkahmu.

Selamat pagi.
Hari ini terbersit dibenakku sebuah tanya tentang induk aksara dan anak-anaknya yang kutelantarkan dipelataran laman draft blog. Mereka jadi korban akibat kebuntuan yang kuderita saat bercerita tentangmu. Heranku, kenapa tak kunjung lengkap keluarga induk aksara? Dua hingga tiga keluarga memelas raut wajahnya memintaku segera mempertemukan mereka dengan anggota keluarganya yang lain. Yang rupanya, masih bandel bergulat dalam hati, dalam pikir, belum terlalu matang untuk melahirkan diri menjadi ekspresi yang tersurat. Mereka masih menjadi sirat rasa yang abstrak, absurd.

Selamat pagi.
Hari ini, berkelebat pula sebuah bayang yang menimbulkan tanya. Dari semua ini, benarkah ada yang seharusnya tak ada di antara? Aku selalu menampik tiap ia datang. Yang kupeduli adalah tentangku. Maafkan ego yang tak mau kalah ini, tapi bukankah lebih baik kalau kita biarkan saja ini sebagaimana adanya? Tak ada yang tau akhir, biarkan Tuhan yang jadi saksi. Kita hanya lakon, entah apa harapmu, entah apa harapku, yang jelas yang ku tau, do'a adalah senjata andalan yang membantu hati untuk bangkit kala asa tak menjelma nyata.

Selamat pagi.
Dari semua tanyaku, salah satu menyatakan. Katanya, tulisan-tulisanku yang berhasil selesai adalah bukti dari usainya kisah. Jika tentangmu, tak pernah usai kubahas dalam kata,

Apalah tandanya itu?

Aku tak pernah melarangmu menerka, kawan.

Hahaha.

Pertanda baikkah?

Pertanda burukkah?

Atau,

Pertanda halu-kah?


Entahlah.



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer